Rabu, 20 Mei 2009

Islam di papua, fenomena mempesona.

Papua
adalah sebuah fenomena. Selain kondisi alamnya yang asli dengan flora
dan faunanya yang memikat, juga kandungan kekayaan alamnya melimpah
ruah dengan kehidupan sosial masyarakatnya yang dinamis.
Hingga hari ini, Propinsi Papua masih menyimpan sejumlah misteri. Banyak orang mengira Papua primitif atau jauh dari Islam.
Padahal,
ini kekeliruan fatal. Sebab, sejarawan Barat maupun Islam menjelaskan,
agama yang dibawa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam ini telah
hadir di Papua tiga abad lebih dahulu dibandingkan masuknya para
misionaris Kristen.

Bila secara resmi Kristen masuk Papua pada
tanggal 5 Februari 1855 di pulau Mansinam, Manukwari, maka Islam sudah
hadir di Papua pada tahun 1520 sebagai pengaruh dari kekuasaan empat
kerajaan terkenal di kawasan Indonesia timur saat itu, yakni Ternate,
Tidore, Jailolo, dan Bacan. Nama empat kerajaan ini terdokumentasi
dalam penyebutan Pulau Raja Ampat, yang dikenal sampai sekarang.


Uniknya, kedatangan tokoh misionaris bernama CW. Ottow dan GJ.Geissler
ke pulau Mansinam justru difasilitasi oleh kerajaan Islam. Kedua
misionaris itu diantar langsung oleh tokoh-tokoh Muslim empat kerajaan
tersebut. Sayang, maksud baik nan bersahabat ini dibalas dengan
pengkhianatan. Sesampai di Papua, tokoh-tokoh Muslim ini justru dibuang
ke Maros hingga dibiarkan wafat di sana.

Kini,
perkembangan komunitas Muslim di Papua kembali mencengangkan. Bila
kurun paruh dasawarsa lalu (1988) jumlah umat Islam berkisar 600 ribu
jiwa, kini jumlah sudah menembus angka 900 ribu jiwa. Itu berarti, bila
jumlah keseluruhan penduduk Papua 2,3 juta jiwa, maka prosentasi ummat
Islam mendekati angka 40 persen. Dan, sisanya (60 persen) merupakan
gabungan pemeluk Kristen (Protestan), Katholik, Hindu, Budha, dan
Animisme.

Ada pula catatan menggembirakan. Kalau sebelumnya
masih ada semacam semacam ketidakrelaan sebagian non-Muslim tentang
sejarah kehadiran Islam di sana, maka saat ini telah hadir semacam buku
putih yang diterbitkan oleh Pemerintah Papua. Dalam buku tersebut
--khususnya pada diktum UU nomor 21 tahun 2001 bab keagamaan--
tercantum bahwa Islam hadir di Papua pada tahun 1518.

Catatan
ini tentu saja sangat melegakan kaum Muslimin Papua. Sebab, sebelumnya,
buku sejarah Islam Indonesia seolah sengaja menghilangkan keberadaan
kaum Muslim di Papua. Dakwah seolah terputus sampai di Makassar,
Sulawesi Selatan. Paling banter sampai di Kerajaan Islam Ternate. Papua
seolah ''milik orang lain''.

[atw/www.hidayatullah.com]

0 komentar: