Senin, 22 September 2008

Risalah Zakat, Infaq, dan Shodaqoh

Muqoddimah

Harta kekayaan merupakan rizki yang Allah SWT berikan kepada manusia sebagai tanda keutamaannya atas makhluk yang lainnya.
Dengan harta itu dipenuhilah segala kebutuhan manusia dalam rangka mengemban amanah di muka bumi ini. Firman Allah SWT:

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak keturunan Adam dan Kami perjalankan di daratan dan di lautan dan Kami berikan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk lain yang telah Kami ciptakan." (QS. 17:30)

Sebagai anugerah dari Allah SWT, manusia diberikan tanggungjawab atas harta yang didapatkannya bukan saja terhadap dirinya, tetapi juga terhadap Allah SWT. Bentuk tanggungjawab ini adalah tuntutan untuk menafkahkan harta di jalan Allah SWT dalam berbagai urusan duniawi dan ukhrawi. Firman AllahSWT:

"Dan mengapa kamu tidak menafkahkan hartamu di jalan Allah, padahal Allah lah yang mempusakai langit dan bumi." (QS. 57:10)

Keharusan menafkahkan harta tersebut merupakan tonggak kekuatan ummat Nya. Syariat zakat, infaq dan shadaqoh ini menggambarkan hubungan peribadatan kepada Allah yang ditandai dengan kesadaran mencari, mengelola dan mendistribusikan rezki dan harta kekayaan kepada seluruh manusia yang diiringi dengan jiwa pengorbanan dan kedispilinan yang tinggi. Setiap keping harta yang dikeluarkan akan mengikis segala sifat tamak, bakhil, sombong dan individualisme dalam jiwa setiap muslim.

Oleh karena itu dalam usaha mewujudkan itu semua, kami selaku Yayasan As-syiffa beralamat Jl. Wisata tanjung lesung kmp. Cikadu Indah RT. 03 RW. 01 Desa Tanjung Jaya Kec. Panimbang Kab. Pandeglang Kode Pos 42281 Banten. Menerima dan menyalurkan zakat, infaq, shadaqoh, wakaf dan fidyah yang Insya Allah dilaksanakan sesuai syariat Islam.

Risalah Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
Zakat
Perintah Berzakat
Kewajiban untuk mengeluarkan zakat banyak sekali ditulis dalam AI-Quran, dan hampir setiap ayat tentang zakat selalu saja diiringi dengan perintah menegakkan sholat. Ini menandakan perintah membayar zakat sama pentingnya dengan perintah menegakkan sholat.

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka (yang) dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo' aIah untuk mereka, karena sesungguhnya do' amu itu menjadi ketentraman hati bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar Iagi Maha Mengetahui."(QS. 9: 103)

Dari Ibnu Dmar radhiallahu 'anhu, bahwa sesungguhnya RasuIullah ShaIallahu AIaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitrah 1 (sa tu) sha' kurma atau 1 (sa tu) sha' sya'ir (biji gandum), bagi setiap orang yang merdeka atau hamba sahaya, laki-Iaki atau perempuan dari kaum muslirnin (HR. Bukhari, Al Lu' Lu' wal Marjan, no. 570. Dstadz Fuad Abdul Baqi). Adapun dalam BuIughul Maram no.517 ada tambahan, "Kecil atau besar dari kaum musIimin, diperintahkan berzakat (fitrah) sebeIum keIuar menuju shaIat (ied)." (HR. Muttafaq 'AIaih)

Pendistribusian Zakat
Allah mewajibkan zakat atas segala bagian harta-harta yang bertujuan untuk pemerataan ekonomi, keadilan sosial dan membangun ukhuwwah Islarniyyah sesama muslim. Dalam hal ini Allah SWT menegaskan:

"Sesungguhnya zakat ini hanyaIah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para pengurus zakat, para mu'allaf untuk memerdekaan budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang berjuang di jaIan Allah dan orang-orang yang sedang daIam perjaIanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui Iagi Maha Penyayang." (QS. 9:60)

Tabel Jenis-jenis Zakat & Prosentasenya



Contoh Perhitungan Zakat

1. Zakat Fitrah
Kadar yang harus dikeluarkan : 2,5 kg beras.
Harga 1 kg beras : Rp 5000 ,-.
Zakat Fitrah yang dikeluarkan : 2,5 X Rp 5000 ,- = Rp 12 500 ,-.
(Untuk harga beras pakailah harga yang biasa anda konsumsi)

2. Fidyah
Kadar yang harus dikeluarkan : 1,25 kg beras / hari.
Jurnlah hari tidak berpuasa : 10 hari (contoh).
Harga 1 kg beras: Rp 5000 ,-.
Fidyah yang dikeluarkan : 1,25 X 10 X Rp 5000,- = Rp 62500,-.
(Untuk harga beras pakailah harga yang biasa anda konsumsi)

3. Zakat Emas
Nishab : 93,6 gram emas (dalarn 1 tahun).
Kadar yang harus dikeluarkan: 2,5 % / tahun.
Bapak Ahmad memiliki simpanan emas setelah setahun sebanyak 100 gram (telah melampaui nishab).
Harga 1 gram emas (24 karat) : Rp 160000,- (contoh).
Zakat yang dikeluarkan : 100 x 2,5 % x Rp 160000,- = Rp 400 000 ,-.

4. Zakat Perdagangan I Bisnis
Tishab : 93,6 gram emas (dalam 1 tahun).Atau setara dengan : 93,6 x Rp 160 000 ,- = Rp 14 976 000,-. Kadar yang harus dikeluarkan : 2,5 % / tahun.
Bapak Ahmad memiliki Laba Bersih setahun sebesar Rp 15 000 000, (telah melampaui nishab).
Zakat yang dikeluarkan : 2,5 % x Rp 15 000 000,- = Rp 375 000 ,-.

5. Zakat Penghasilan (Profesi)
Nishab: 653 kg beras (setiap menerima gaji). Atau setara dengan : 653 x Rp 5000 ,- = Rp 3 265 000 ,-.
Kadar yang harus dikeluarkan: 2, 5 % (setiap menerima gaji).
Bapak Ahmad setiap bulan menerima gaji sebesar Rp 5 000 000, - (telah melampaui nishab).
Zakat yang dikeluarkan: 2, 5 % x Rp 5 000 000, - = Rp 125 000,-.
(Untuk harga beras pakailah harga yang biasa anda konsumsi)


Zakat Penghasilan (Profesi)

Imam Abu Ubaid dalam al Amwal meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma seorang laki-laki yang memperoleh penghasilan, "ia mengeluarlam zakatnya pada hari ia memperolehnya.” Demikian pula diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Abbas. Hadits tersebut shahih dari Ibnu Abbas sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Hazm.

Imam Abu Ubaid menyebutkan bahwa bila Umar bin Abdul Aziz radhiallahu' anhuma memberikan gaji seseorang, ia memungut zakatnya,

begitu pula bila ia mengembalikan barang sitaan. la memungut zakat dari pemberian bila telah berada di tangan penerima.

Imam Ahmad bin Hambal dilaporkan telah berpendapat tentang seseorang yang menyewakan rumahnya dan mendapatkan uang sewaan yang cukup nisab, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakatnya ketika menerimanya tanpa persyaratan setahun.

Sekelopok orang shahabat dan tabi'in berpendapa ahwa zakat langsung dikeluarkan tanpa menunggu setahun, mereka adalah Ibnu Abbas, Ibnu mas'ud, Mu'awiyah, Shadiq, Baqir, Nashir, daud, dan diriwayatkan juga oleh Umar bin Abdul Azis, Hasan (al Basri), Zuhri, serta al Auza'i. lni juga pendapat Imam Ahmad bin Hambal dan Syaikhuna al'Allamah DR. Yusuf Al-Qaradhawy hafizhahullah. Menurut penelitian syaikh Al-Qaradhawy semua hadits tentang ketentuan setahun adalah dhaif (lemah) baik hadits dari jalur Ali, Ibnu Umar, Anas, dan Aisyah - ridhwanullah 'alaihim ajma'in.

Namun, nampaknya syaikh Al-Qaradhawy memberikan keluasan dalam hal ini. Baginya tidak mengapa jika zakat penghasilan (profesi) diambil setelah setahun agar mudah perhitungannya, dengan pertimbangan banyaknya manusia yang penghasilannya tidak menentu baik waktu dan jumlahnya. Ada yang harian seperti dokter praktek, ada yang pekanan, atau bulanan seperti karyawan atau buruh, atau tak menentu tergantung proyek seperti advokat atau makelar. Wallahu A'lam.

Zakat Fitrah Dengan Uang

Sudah maklum di negeri ini, sebagian kaum muslimin mengeluarkan zakat fitrahnya dengan uang senilai (harga) barang yang dizakatkan. Kelompok yang membolehkan adalah Imam Abu Hanifah dan sahabatnya, Imam Sufyan ats Tsauri, Imam Hasan al Basri, Khalifah Umar bin Abdul Azis, Ibnul Qasim dari Mazhab Maliki, dan Imam Ibnul Mundzir, bahkan ia mengatakan kebolehan ini sudah ada sejak lama.

Imam Hasan Al-Bashri berkata,"Aku melihat orang-orang membayar zakat fitrahnya pada bulan Ramadhan beberapa dirham seharga makanannya." Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Imam 'Atha membayar zakat fitrahnya dengan beberapa dirham uang perak. Imam Nawawi berkata, "Ini pulalah yang nampak dari pendapat Bukhari dalam shahihnya."

Adapun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Al-'Allamah Syaikh Yusuf Al-Qaradhawy mengutarakan pendapat kompromis. Bagi mereka berdua yang penting adalah mana yang paling maslahat dan dibutuhkan bagi si mustahiq. Jika ternyata mengeluarkan zakat fitrah dengan uang tidak membawa maslahat maka ia terlarang, dan makanan lebih utama. Tetapi jika ternyata uanglah yang lebih dibutuhkan dan bermanfaat bagi mustahiq maka uang lebih utama. Sebenarnya pendapat Ibnu Taimiyyah ini tentang zakat maal, bukan zakat fitrah, namun menurut Al-Qaradhawy alasan yang dikemukakannya bisa dipakai untuk zakat fitrah.

Untuk zaman sekarang, membayar zakat dengan uang nampak lebih mudah dilakukan apalagi di daerah perindustrian yang semua transaksi dilakukan dengan uang. Dan uang yang diperoleh si mustahiq bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak menurutnya pada hari raya. Makanan tentu bisa jadi lebih baik jika itulah yang dibutuhkan dibanding uang, seperti di daerah paceklik, daerah konflik, atau bencana alam, sebab uang saat itu sulit dibelanjakan, sementara kebutuhan perut tidak bisa ditunda. Wallahu A'lam.





Infaq

Infaq adalah harta yang dibelanjakan di jalan Allah SWT, tanpa ada ketentuan hitungan dan waktunya. Infaq mencerminkan tanggungjawab seorang muslim terhadap diennya dan upaya-upaya penegakkan Islam dalam berbagai bidang. Firman Allah SWT:

"Dan infaqkanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu kepada kebinasaan. Berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (QS. 2:195)
Karena tanpa ukuran jumlah dan batas waktu, maka infaq dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja bagi yang memiliki harta. Dan Allah SWT memberikan nilai yang sangat besar bagi harta yang diinfaqkan didalam pembangunan ummat Islam ini. Firman Allah SWT:

"Dan orang-orang yang menginfaqkan hartanya diwaktu malam dan siang ha ri, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, maka mereka mendapatkan pahala disisi Robbnya. Tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati" (QS. 2:276)


Shodaqoh

Firman Allah SWT:

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan Shadaqoh" (QS. 2:276)

Ayat diatas memiliki makna yang sangat dalam dan menyangkut aspek kehidupan yang sangat besar sekarang ini. Ketika unsur materi dan pertimbangan ekonomis menjadi ciri kehidupan manusia sekarang, Allah SWT justru ingin menghapus semua kekeliruan dan penyimpangan itu dengan sa tu syarat, yaitu shadaqoh, suatu pemberian kepada orang-orang yang kekurangan tanpa mengharapkan ganjaran materi, apalagi secara berlipat ganda.

"Apa yang dishadaqohkan oleh seseorang yang hartanya bersih (karena Allah tidak akan menerima kecuali yang bersih), maka Allah mengambilnya dengan tangan kanan. Maka jika sudah sampai waktunya, Allah akan menumbuhkan shodaqoh itu sampai sebesar gunug, sama seperti kami membesarkan sapi dan domba yang masih muda." (HR. Imam Tujuh kecuali Abu Dawud)

Sebagiam besar ummat Islam sekarang berada dalam garis kemiskinan, sehingga menjadi tanggungjawab kita bersama, khususnya mereka yang diberikan kelebihan harta oleh Allah SWT. Ingatlah pesan Rosulullah SAW berikut ini:

"Harta tidak akan berkurang karena di shadaqohkan"(HR Muslim,Tirmidzi dan Malik.).


Pengurus Yayasan Ay-Syifa



( Odon Firdausy, S.Ag)
Ketua
(Indang Permana, S.Pd.I)
Sekretris

Al-Qur`an Sebagai Mahar

Pada jaman Rasulullah S.a.w proses pernikahan yang terjadi terkesan begitu mudah dan sederhana tanpa harus menunggu kemapanan dunia terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah ketika suatu saat Rasulullah S.a.w sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, datanglah seorang wanita menghadap beliau lalu berkata. "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kedatangan saya ini tidak lain adalah untuk menghibahkan diriku kepadamu". Maka Rasulullah pun memperhatikan wanita itu dengan seksama. Kemudian beliau hanya mengangguk-anggukkan kepala saja tanpa berkomentar. Melihat hal itu wanita tersebut paham bahwa Rasulullah belum menghendaki dirinya. Wanita itu lalu duduk. Tak berapa lama kemudian bangkitlah salah seorang sahabat Rasulullah dan berkata : " Ya Rasulullah, jika engkau tak menginginkannya maka nikahkanlah ia denganku saja." Rasulullah bertanya kepada lelaki tersebut, "Apakah engkau mempunyai sesuatu (untuk mahar)?" Ia menjawab, "Demi Allah saya tidak memiliki apa-apa ya Rasulullah." "Pergi dan temuilah keluargamu, barangkali kamu mendapatkan sesuatu disana." Pinta beliau. Lelaki itupun mengikuti saran Rasulullah S.a.w. Tak berapa lama kemudian ia kembali lagi lalu berkata, "
Demi Allah saya tidak mendapati sesuatupun disana". Rasulullah S.a.w bersabda :"Lihatlah kembali, walau hanya sekedar cincin besi." Iapun pulang, lalu kembali menemui Rasulullahþ, seraya berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mendapati apa-apa disana walau sekedar cincin besi sekalipun. Tetapi ini saya mempunyai kain sarung." Lelaki itu bermaksud membagi kain sarung yang dipakainya menjadi dua bagian, separuh untuknya, sisanya untuk mahar. Beliau S.a.w bersabda "Apa yang hendak engkau lakukan dengan kainmu itu ? Jika engkau mengenakannya, ia tidak dapat menggunakan sisa kainnya, demikian pula jika ia mengenakannya engkau tidak dapat menggunakan sisa kainnya." Rupanya kain tersebut hanya cukup untuk satu orang, jika dibagi dua justru tidak dapat dimanfaatkan untuk menutup aurat. Maka laki-laki itupun duduk dalam jangka waktu yang lama, kemudian bangkit dan pergi meninggalkan tempatnya. Melihat hal itu Rasulullah S.a.w menyuruh seseorang untuk memanggilnya kembali, dan menanyakan apakah ia mempunyai hapalan Al Qur`an. Setelah laki-laki tersebut menyebutkan hapalan Al Qur`an yang dimilikinya, beliau S.a.w bersabda, "Pergilah, aku telah berikan wanita itu kepadamu dengan hapalan Al Qur`an yang engkau miliki."

Demikianlah kemudahan menikah pada jaman kenabian. Adakah yang ingin mencontohnya ? Wallahu a`lam.
Sumber bacaan : Subulus Salam bab Nikah.þ
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Kamis, 04 September 2008

PENGKABURAN SETAN

STRATEGI SETAN


Setan menggunakan strategi gradual (bertingkat) baik isi maupun metode dakwahnya. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah menyebutkan ada enam tahapan yang dilalui perjalanan dakwah setan.


Tahap pertama

Pengkafiran atau pemusyirikan manusia. Jika yang didakwahi itu dari kalangan muslimin, maka setan akan melangkah ketahapan dakwah berikutnya.


Tahap kedua

Pembid'ahan. Yaitu menjadikan menusia sebagai Ahlul bid'ah. Seandainya yang diajak dari kalangan Ahli Sunnah, maka dimulailah tahap ketiga.


Tahap ketiga

Pemerangkapan manusia dengan dosa-dosa besar. Jika manusia dilindungi oleh Allah dari melakukan dosa-dosa besar, setan tidak putus asa, untuk terus menggoda.


Tahap keempat

Pemerangkapan manusia dengan dosa-dosa kecil.Jika manusia selamat dari dosa-dosa kecil setan melangkah ketahap yang lain.


Tahap kelima

Penyibukan manusia dalam masalah-masalah yang mubah (boleh), sehingga orang itu menghabiskan waktunya untuk hal yang mubah, tidak sibuk dalam hal yang berpahala, yang kita semua diperintahkan untuk mengamalkannya.


Tahap keenam

Penyibukan manusia dalam urusan-urusan sepele sehingga ia tinggalkan persoalan-persoalan yang lebih penting dan yang lebih baik. Misalnya, sibuk dengan amalan sunnah, meninggalkan amalan wajib .


Jerat-jerat setan itu tidak terhitung jumlahnya.

Diantaranya:


A. mengadu domba sesama muslim dan buruk sangka

dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya iblis telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang sholeh, tetapi ia berusaha mengadu domba di antara mereka."

Yakni setan menyebarkan permusuhan, kebencian dan fitnah di antara mereka.

Buruk sangka itu biasanya datangnya dari setan, sebagaimana hadist Shafiyyah binti Huyay [istri Rasulullah] bekata : "Ketika Rasulullah sedang beri'tikaf di masjid, saya mendatanginya di suatu malam dan bercerita. Kemudia saya pulang diantar beliau. Ada dua orang anshor berjalan dan ketika keduanya melihat Rasulullah mereka mempercepat jalannya, rasululah berkata: "Pelan-pelanlah. Dia itu Safiyah binti Huyay". Mereka berkata: Maha suci Allah , Rasulullah!" Rasulullah bersabda . "Sesungguhnya setan berjalan ditubuh anak adam pada peredaran darah, aku khawatir setan itu melontarkan kejahatan di hati kamu berdua , sehingga timbul prasangka yang buruk." (Bukhori 4:240,Muslim 2174-2175)

Setan itu suka mengadu domba antar sesama kita sebagaimana dijelaskan oleh hadist yang diriwayatkan Sulaiman bin Sird, Ia berkata: "Saya pernah duduk bersama Rasulullah di sana ada dua orang yang sedang saling mencaci. Salah satu dari keduanya wajahnya merah dan ototnya mengeras karena marah."Rasulullah besabda : " Akan aku ajarkan satu kalimat yang dapat menghilangkan marah ketika diucapkan. Seandainya dia mengucapkan: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk", maka hilanglah marahnya."(Bukhori 10:431)


B. Menghiasi Bid'ah bagi manusia

Setan mendatangi manusia dengan mengatakan bahwa bid'ah itu sesuatu yang indah seraya mengatakan: "Sesungguhnya manusia di zaman ini sudah meninggalkan ibadah dan sulit dikembalikan. Mengapa kita tidak mengerjakan sebagian peribadahan lalu kita bagus-baguskan dengan tambahan dari kita agar manusia mau kembali beribadah?". Kadang-kadang setan mendatangi dengan cara penambahan terhadap ibadah yang ada dalam sunnah rasulullah. Lau berkata , "tambahan kebaikan tentu merupakan kebaikan juga. Maka tambahlah dalam sunnah tersebut suatu bentuk ibadah yang mirip dengan sunnah , atau sandarkan ibadah baru pada sunnah tersebut."

Sebagian manusia lain didatangi dengan bujukan, "Sesungguhnya manusia sudah jauh dari Dien ini, mengapa tidak kita buat hadist-hadist yang dapat menakut-nakuti mereka ?".Maka orang-orang mengarang hadist palsu yang disandarkan pada Rasulullah sambil berdalih, "kami memang berdusta , namun kami bukan berdusta menentang Rasulullah saw melainkan berdusta dalam rangka membela beliau?!"

Mereka berdusta membela Rasulullah ???!! Dikaranglah oleh mereka hadist untuk menakut-nakuti manusia dari neraka, memberikan manusia gambaran dengan cara-cara aneh. Demikian pula mereka menggambarkan surga dengan cara aneh pula!

Kita menegetahui bahwa ibadah itu adalah taufiqiyah, yaitu mengambilnya dari Rasulullah sebagaimana petunjuk Allah yang datang kepada beliau, tidak boleh kita tambahi atau kita kurangi. Kelakuan yang mereka lakukan itu adalah bid'ah dari karangan setan.


C. Membesar-besarkan satu aspek atas aspek lainnya

Kadang seseorang terjatuh pada banyak dossa-dosa dan maksiat, namun dia tetap sholat sebagai alasan penutup kekurangannya itu. Dia berdalih bahwa shalat itu adalah 'imaadud-dien (tiang agama), yang pertama kali di Hisab di Hari Perhitungan (Akhrat), maka tidak mengapa dirinya jatuh dalam sebagian maksiat.

Dia menjadikan sesuatu yang paling agung, untuk menghalalkan kekurangannya dalam ibadah-ibadah lain. Dibesar-besarkanya urusan shalat atas lainnya.!

Benar bahwa shalat adalah 'imadud-dien, namun bukan keseluruhan kandungan Dien ini! Setanlah yang mendatangi orang ini untuk menghalalkan kekuragan dirinya!

Kadang setanpun mendatangi seorang manusia lain untuk mengatakan, "Dien ini adalah muamalah (pergaulan/akhlak yang baik).. Yang paling penting kamu baik terhadap manusia jangan mendustai atau menipu mereka walaupun kamu tidak shalat, bukankah Rasulullah bersabda : "Bahwa Dien ini adalah muamlaah '?" Kadang didatanginya seorang lain dengan bujukan , "yang paling penting adalah berniat baik!Asal aku lalui waktu malamku tanpa menyimpan dengki dan kebencian pada manusia, cukuplah sudah .'Akhirnya orang tersebut meninggalkan banyak amalan-amalan shaleh, mencukupkan diri dengan niat baik saja!

Demikian pula dalam tataran kelompok ketika kamu lihat segolongan orang berkata:

"Hal terpenting adalah kita harus mengenal keadaan riil kaum muslimin dan keadaan musuh-musuh mereka. Dengan demikian hal paling penting adalah masalah-masalah politis. Kita hidup di zaman orang-orang berdasi dan berdiplomasi bukan di zamannya arab padang pasir"

Demikianlah pendukung kelompok ini mengetahui segala hal tentang Komunisme, Free masonry, bahaiah, Qadiyaniah,dll. Kemudian kamu Tanya tentang islam mereka tidak aham sedikitpun!

Sebaliknya dari kelompok tadi, ada kelompok yang membesar-besarkan masalah peribadatan. Mereka berpendapat, "Hal terpenting adalah hubunganmu kepada Allah, yaitu shalat. Kamupun harus zuhud dan bertaqwa, lemparkan urusan-urusan lain, selain aspek-aspek keruhanianmu!"

Datang pula kelompok lain , yang benar-benar ada dalam medan dakwah islam sekarang , dengan pendapat, "Hal paling penting adalah menyatukan barisan kaum muslimin. Allah Azza wajalla berfirman yang artinya; "Dan berpeganglah kepada tali (agama) Allah, secara bersama-sama, dan janganlah kalian bercerai-berai."(Q.S. Ali 'Imran:103).
Mereka menjadikan persatuan hal paling penting walaupun dibandingkan masalah aqidah! Mereka berbicara kepada manusia yang beraqidah meyelisihi aqidah kita, mengklaim bahwa kita harus bersatu, karena kita sekarang berada dizaman berkuasanya musuh-musuh atas kita! Memang benar kita harus bersatu, namun persatuan di atas asas-asas, bersatu di atas Dien. Bukan bersatu dalam kekacauan an perbedaan aqidah.


D. Menunda-nunda dan tergesa-gesa

Imam ibnul jauzi dalam buku "Talbis iblis" berkata, "betapa banyak orang yang bertekad teguh, dibuat menanti-nanti", yaitu dibuat berkata "nanti saja" oleh setan. Ibnul Jauzi melanjutkan, "betapa banyak pula yang berusaha untuk berbuat baik dipengaruhi setan untuk menunda-nundanya."


E. Kesempurnaan semu

Setan mendatangi manusia untuk menjadikannya merasa sempurna, dengan berkata "kamu lebih baik dari orang lain. Kamu melakukan shalat, sementara orang lain banyak yang tidak shalat." Kamu diarahkan setan agar memperhatikan orang-orang yang ada di bawahmu dalam beramal shaleh, untuk mencegahmu dari beramal lebih baik. Karena kamu sudah melihat dirimu sebagai manusia paling utama!

Padahal yang dituntut dari kita adalah sebaliknya, yaitu kamu perhatikan orang yang puasa sunat Senin dan Kamis ketika kamu tidak melakukannya, atau perhatikan Fulan yang melakukan amalan-amalan sunat ketika kamu belum melakukannya. Inilah yang dituntut darimu, yaitu melihat orang yang lebih darimu dalam amal shaleh.


F. Tidak menilai diri dan kemampuannya secara tepat

Setan membuat seseorang tergelincir dalam menilai dirinya dengan dua jalan:


1. Pandangan ujub dan menipu diri

Setan berkata "Kamu sudah mengerjakan ini dan itu, lihatlah kamu, beramal dan beramal.". Maka berubahlah orang itu menjadi takabur dan tertipu oleh
dirinya, akibatnya dia merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Dia akan menolak pula untuk rujuk dari kesalahnya. Dia akan menolak pula untuk
duduk di majelis ilmu untuk belajar dari orang lain.


2. Tawadhu dan memandang diri hina dan rendah: Di sini setan berkata, "Kamu harus tawadhu. Siapa yang tawadhu karena Allah, niscaya akan di
tinggikan-Nya. Kamu tidak sepadan untuk perkara ini! Urusan ini hanya untuk orang berilmu tinggi saja! ", padahal setan bermaksud untuk menjauhkan
dirimu dari tugas dakwahmu. Ini dari bab tawadhu, kamu akhirnya merendahkan dirimu samppai derajad dimana kamu merasa tak berguna pada kemampuanmu yang
seharusnya kamu tampilkan, karena kita akan ditanya atas segala kemampuan dan kekuatan kita. Kamu harus mengungkapkan kemampuanmu tiu karena kalau
tidak kamu gunakan kemampuanmu itu, niscaya kamu akan dihisab atasnya. Ini pada hakekatnya bukan tawadhu, tapi lari dari tanggung jawab, lari adri
menunaikan kewajiban. Akan tetap seta berkata kepadanya, "Tinggalkanlah bidang tiu untuk orang lain yanglebih baik darimu! Dakwah adalah amal yang
mulia, amal bagi oarng yang jenius yang amat langkadan yang mendalam ilmunya."

Kadang-kadang setanpun mendorong manusia merendahkan dirinya,dengan mengacaukan akalnya untuk terus-menerus berpikir, "Apa artinya diri saya
disbanding syaikh ini? Apalah artinya diriku dibandingkan dengan orang alim ini?" Dimandulkan akalnya sehingga tidak berfikir kecuali dengan fikiran Syaikhnya, dan hanya menerapkan perkataan Syekhnya semata. Jadilah Syaikhnya yang paling benar, dan yang lain salah. Mulailah dia mengagungkan manusia dan mengkultuskannya.

Padahal yang pokok bagi kita mengembalikan semua perkara kepada syari'at Allah,dan orang yang didepanmu itu masih keliru.Karenanya semua perkataan
manusia harus ditimbang dengan Kalamullah dan sabda RasulNya


3. Tasyik(Menimbulkan keragu-raguan).

Diantara pintu masuk setan adalah membuat ragu dalam masalah niat, dia berkata kepada manusia, "Kamu riya', kamu munafiq, kamu beramal karena manusia", supaya orang ini meninggalkan amal.

Contohnya, seseorang ingin bersedekah kemudian dilihat orang lain, dia berkata dalam hatinya, "Kalau aku bershadaqah terlihat olehnya, dia akan
menyangka kau riaya'. Lebih baik aku tidak memberikan shadaqah ini."

Sesungguhnya memperbaiki niat itu diperintahkan, namun jangan sampai kita meninggalkan amal. Perbaikan niat justru harus menjadikanmu beramal dan meningkatkannya.

Al-Haristsbin Qays . " Jika setan mendatangimu dalam shalat dan membisikan kepada kamu bahwa kamu riya', perpanjanglah shalatmu."


G. Takhwif (Menakut-nakuti)

Setan mempunyai dua metode dalam menakut-nakuti manusia:


1. Menakut-nakuti dari wali-wali setan

Disini setan menakut-nakuti manusia dari tentara dan wali-walinya, yaitu para pelaku maksiat dan kejahatan. Setan berkata, waspadalah terhadap mereka, mereka punya kekuatan luar biasa." Dengan ditakut-takuti, orang ini jadi meninggalkan amal.

Padahal Allah telah berfirman ; "Sesungguhnya itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti dengan kawan-kawannya,karena itu janganlah kamu takut kepada mereka tetap takulah kepada KU, jika kamu benar-benar orang-orang beriman." (QS. Ali 'imran:175).


2. Menakut-nakuti dari kefaqiran

Allah Ta'ala berfirman yang artinya: " Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kefaqiran dan menyuruh kamu berbuat kejahatan.."(QS. Al-Baqarah:268)

Setan berkata kepada manusia: " kalau kamu tinggalkan pekerjaan ini, dimana kamu kan mendapatkan pekerjaan yang lainnya? Kamu akan menjadi sangat faqir." Maka dia menjadikan takut akan kefaqiran. Akhirnya orang itu mengerjakan perbuatan yang haram. Contohnya seorang muslim yang berdagang khamar ditertawakan oleh setan karena sudah berhasil menipunya melalui pintu ini. Padahal Allah telah berfirman ; " dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah , niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberikannya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS. Ath-Thalaq:2-3)

Kita dapati para pemakan riba' takut akan kefaqiran, berkata: "Bagaimana aku hidup? Orang-orang sudah pada kaya, aku masih faqir"!!

Kadang-kadang setan pun menghiasi kebatilan pada juru dakwah, sehingga menghalalkan yang haram, dengan alasan untuk kemaslahatan dakwah kamu perlu berdusta!

Setan menghiasi kebatilan sebagai kebenaran dengan argumen bahwa perkara ini diperlukan untuk kemaslahatan dakwah.


HAL-HAL YANG MELANCARKAN TUGAS SETAN


1. Kebodohan

Seorang yang berilmu lebih sulit di goda oleh setan daripada seribu ahli Ibadah


2. Hawa nafsu, lemah keihlasan, dan lemah keyakinan

Allah Ta'ala berfirman yang artinya: " Iblis berkata, Demi keagunganMu aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka" (QS. Shaad:82-83).


OBATNYA


Iman kepada Allah

Kita harus benar-benar beriman kepada Allah dan bertawakal kepadanya, sebagaimana firmanNya: "sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang beriman dan orang-orang yang bertawakal hanya kepada Rabb mereka saja." (QS. An-Nahl:99)


Mencari ilmu syar'I dari sumber-sumbernya yang shahih

Dengan ilmu tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah seorang hamba akan dapat mengenal batasan-batasan Allah sehingga dia tidak akan tertipu oleh bisikan setan.


Ikhas di jalan Dien ini

Allah ta'ala berfirman yang artinya:" Iblis berkata, Demi keagunganMu aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka" (QS. Shaad:82-83).


Dzikir (ingat) kepada Allah Ta'ala dan berlindung dari godaan setan terkutuk

Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui." (Al-A'raaf:200)

Demikian pula pembacaan Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas) dijelaskan dalam hadist keutaman keduanya untuk melindungi kita dan mencegah dari gangguan setan. Begitu pula pembacaan ayat kursyi, karena ayat ini dapat menjaga dari setan. Wallahu a'lam


DR. Abdullah Al-Khatir dari bukunya "Madaakhilu As-Syaithan 'Alash
-Shalihin"

Risalah Al-Hujjah No: 46 / Thn IV / Shafar / 1423H

Jumat, 01 Agustus 2008

Download kamus INDONESIA-ARAB

Download kamus INDONESIA - ARAB GRATISSSSSSSSSSSSSSSSSSSS........................

Klik url dibawah ini:

http://akeka.ymci.web.id/blog/wp-content/uploads/2007/07/Kamus%20Arab%20Indo%20Mufid%201.0.exe

Rabu, 04 Juni 2008

KISAH KELEBIHAN BERPUASA PADA 10 MUHARRAM DAN PERISTIWA-PERISTIWA YANG BERLAKU PADA HARI TERSEBUT

Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : " Sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu darjat. Dan sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka."

Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W : " Ya Rasulullah S.A.W, adakah Allah telah melebihkan hari Aasyura daripada hari-hari lain?". Maka berkata Rasulullah S.A.W : " Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan langit dan bumi pada hari Aasyura, menjadikan laut pada hari Aasyura, menjadikan bukit-bukit pada hari Aasyura, menjadikan Nabi Adam dan juga Hawa pada hari Aasyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Aasyura, dan Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Aasyura, Allah S.W.T menenggelamkan Fir'aun pada hari Aasyura, menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Aasyura, Allah S.W.T menerima taubat Nabi Adam pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Aasyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Aasyura !".

TUJUH MACAM PAHALA YANG DAPAT DINIKMATINYA SELEPAS MATINYA

Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.

1. Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.

2. Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.

3. Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.

4. Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.

5. Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.

6. Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.

7. Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ianya selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya

8. yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : "Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam :

1. Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)

2. Ilmu yang berguna dan diamalkan.

3. Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.

KISAH NERAKA JAHANNAM

Dikisahkan dalam sebuah hadis bahwa sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah hiam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ia menyala. Dan ianya memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70,000 gunung, pada setiap gunung itu terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70,000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70,000 lembah dari api.
Dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa pada setiap lembah itu terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala, dan dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa setiap kala itu mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor pula memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut ianya mempunyai 70,000 qullah bisa.

Dalam hadis yang sama menerangkan bahwa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahannam, maka sebaik saja pintu neraka Jahannam itu terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung mereka di sebelah kiri, lalu datang pula sebuah kumpulan asap mengepung mereka disebelah hadapan muka mereka, serta datang kumpulan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Mausia) apabila terpandang akan asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, "Ya Tuhan kami, selamatkanlah."

Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh 70,000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya ada diterangkan oleh Allah S.W.T dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang bermaksud : "Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras."
Setiap malaikat apa yang ada di antara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap satu dari mereka itu mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya, maka nescaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan saja ia akan membenamkan 70,000 ke dalam neraka Jahannam.

KISAH BUMI DAN LANGIT

Adapun terjadinya peristiwa Israk dan Mikraj adalah kerana bumi merasa bangga dengan langit. Berkata dia kepada langit, "Hai langit, aku lebih baik dari kamu kerana Allah S.W.T. telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-anaman, beberapa gunung dan lain-lain."
Berkata langit, "Hai bumi, aku juga lebih elok dari kamu kerana matahari, bulan, bintang-bintang, beberapa falah, buruj, 'arasy, kursi dan syurga ada padaku."
Berkata bumi, "Hai langit, ditempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para nabi, para utusan dan arwah para wali dan solihin (orang-orang yang baik)."

Bumi berkata lagi, "Hai langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala yang wujud serta kepadanya penghormatan yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syari'atnya juga di tempatku."
Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila bumi berkata demikian. Langit mendiamkan diri dan dia mengadap Allah S.W.T dengan berkata, "Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permintaan orang yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdoa kepada Engkau. Aku tidak dapat menjawab soalan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau dinaikkan kepadaku (langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga."

Lalu Allah S.W.T mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah S.W.T memberi wahyu kepada Jibrail A.S pada malam tanggal 27 Rejab, "Janganlah engkau (Jibrail) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini."
Jibrail A.S. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibrail. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."
Kemudian Jibrail A.S. pun pergi dan dia melihat 40,000 buraq sedang bersenang-lenang di taman Syurga dan di wajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Di antara 40,000 buraq itu, Jibrail A.S. terpandang pada seekor buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibrail A.S. menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"

Berkata buraq, "Ya Jibrail, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mahu makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibrail A.S., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."
Kemudian Jibrail A.S. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Wallahu'alam.

Buraq yang diceritakan inilah yang membawa Rasulullah S.A.W dalam perjalanan Israk dan Mikraj.

KISAH BERKAT DI SEBALIK MEMBACA BISMILLAH

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa memperolok-olokkan isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejak, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan wang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan beg duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku wang yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan."
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan beg duit dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulakan sesuatu kerja.

KISAH PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI

Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".
Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.
Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.

Bai itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.
Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.

"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodohrupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.

"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepasa kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."

Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga."
Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.

Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.
Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibubapa kita diampuni Allah S.W.T.
Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur.

Erti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran wang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.
Untuk mengetahui lebih mendalam kisah alam akhirat sila dapatkan buku terbitan syarikat Nurulhas yang berjudul: BILA IZRAIL A.S. DATANG MEMANGGIL

ANJING-ANJING NERAKA

Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :

· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.
· Bacalah Al-Qur'an
· tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.

· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."
Sabda Rasulullah S.A.W., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."
Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?"

Sabda Rasulullah S.A.W., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T."

KISAH LIMA PERKARA ANEH

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.
Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang negkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau daripadanya."

Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."
Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut.
Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahmu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disadari oleh Nabi itu yang mangkuk emas itu terkeluar semula dari tempat ia ditanam.

Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia ternampak seekor burung helang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku."
Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas burung helang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, iaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pehanya dan diberikan kepada helang itu. Setelah mendapat daging itu, helang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.
Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghidu bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah pun melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku erti semuanya ini."

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T. bahwa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukittetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.
Kedua; semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua. Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya. Keempat; jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat. Kelima; bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."

Saudara-saudaraku, kelima-lima kisah ini hendaklah kita semaikan dalam diri kita, sebab kelima-lima perkara ini sentiasa saja berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengata hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahwa kata-mengata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita, sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti ada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakannya. Lalu dia bertanya, "Wahai Allah, sesungguhnya pahala yang Kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu."

Maka berkata Allah S.W.T., "Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu." Dengan ini haruslah kita sedar bahwa walaupun apa yang kita kata itu memang benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh kerana itu, hendaklah kita jangan mengata hal orang walaupun ia benar.

AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT

Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."

TIGA LANDASAN UTAMA ( AL USHULUSTSALATSAH )

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
________________________________________
Saudaraku…, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepadamu.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.
2. Amal, ialah menerapkan ilmu ini.
3. Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.
4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta'ala: "Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar". (Al-'Ashr : 1-3)
Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah Ta'ala, mengatakan: "Seandainya Allah hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
Dan Imam Al-Bukhari Rahimahullah Ta'ala, mengatakan: "Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".
Dalilnya firman Allah Ta'ala: "Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". (Muhammad : 19)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) sebelum ucapan dan perbuatan.
Saudaraku…, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepadamu.
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :
1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka. Allah Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". (Al-Muzammil : 15-16)
2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus menjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18)
3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat. Allah Ta'ala berfirman : "Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung". (Al-Mujaadalah : 22).
Saudaraku…, semoga Allah membimbingmu untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzaariyaat : 56)
Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". (An-Nisaa : 36)
Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Menegenal Alloh
Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam". (Al-Faatihah : 1)
Semua yang ada selain Allah disebut Alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
Firman Allah Ta'ala: " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah". (Fushshilat : 37)
Dan firman-Nya : "Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam". (Al-A'raaf : 54)
Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala : "Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui". (Al-Baqarah : 22)
Ibnu Katsir Rahimahullah Ta'ala, mengatakan : "Hanya Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah". (Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats, 1400H) jilid. 1 hal. 57)
Dan macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja' (pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti'anah (memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan), Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18)
Karena itu barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala : "Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu". (Al-Mu'minuun :117)
Dalil doa Firman Allah Ta'ala : "Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina". (Ghaafir : 60)
Dan diriwayatkan dalam hadits : "Do'a itu adalah sari ibadah". ( Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' Ash-Shahiih, kitab Ad-Da'waat, bab 1. "Maksud hadits ini adalah bahwa segala macam ibadah, baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu'min, seperti mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll, semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah").
Dalil Khauf (takut), Firman Allah Ta'ala : "Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Ali 'imran : 175)
Dalil Raja' (pengharapan). Firman Allah Ta'ala. "Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (Al-Kahfi : 110)
Dalil Tawakkal (berserah diri). Firman Allah Ta'ala : "Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Al-Maa'idah : 23)
"Artinya : Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan mencukupinya". (Ath-Thalaaq : 3)
Dalil Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas) dan Khusyu' (tunduk). Firman Allah Ta'ala. "Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami". (Al-Anbiyaa : 90)
Dalil Khasy-yah (takut). Firman Allah Ta'ala. "Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku". (Al-Baqarah : 50)
Dalil Inabah (kembali kepada Allah).Firman Allah Ta'ala: "Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong (lagi)". (Az-Zumar : 54)
Dalil Isti'anah (memohon pertolongan). Firman Allah Ta'ala. "Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan". (Al-Faatihah : 4)
Dan diriwayatkan dalam hadits. "Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah". (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab Shifaat Al-Qiyaamah wa Ar-Raqa'iq wa Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Beirut Al-maktab Al-Islami 1403H jilid 1 hal. 293, 303, 307)
Dalil Isti'adzah (meminta perlindungan). Firman Allah Ta'ala: "Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh". (Al-Falaq : 1)
Dan firman-Nya : "Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Penguasa manusia". (An-Naas : 1-2)
Dalil Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan). Firman Allah Ta'ala: "(Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu". (Al-Anfaal : 9)
Dalil Dzabh (penyembelihan). Firman Allah Ta'ala: "Katakanlah. Sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri (kepada-Nya)". (Al-An'am : 162-163)
Dalil dari Sunnah: "Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152).
Dalil Nadzar. Firman Allah Ta'ala: "Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksanya merata di mana-mana". (Al-Insaan : 7)

Mengenal Islam
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
2. Mendirikan shalat.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Shiyam pada bulan Ramadhan.
5. dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
Dalil Syahadat. Firman Allah Ta'ala: "Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18)
"Laa Ilaaha Ilallaah" artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah menolak segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya.
Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : 'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)". (Az-Zukhruf : 26-28)

"Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka : 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64)
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
Firman Allah Ta'ala: "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman". (At-Taubah : 128)
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.
Dalil Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid. Firman Allah Ta'ala: "Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5)
Dalil Shiyam. Firman Allah Ta'ala: "Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa". (Al-Baqarah : 183)
Dalil Haji. Firman Allah Ta'ala: "Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semesta alam". (Al 'Imran : 97)
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
Rukun Iman ada enam, yaitu :
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Iman kepada para Rasul-Nya.
5. Iman kepada hari Akhirat, dan
6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala)
Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala. "Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi...". (Al-Baqarah : 177)
Dan firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar : 49)
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu : "Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan).
Dalilnya, firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan". (An-Nahl : 128)
Dan firman Allah Ta'ala: "Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220)
Serta firman-Nya: “Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya". (Yunus : 61)
Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril yang masyhur, yang diriwayatkan dari 'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu: "Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka beliau menjawab : 'Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar : 'Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata : 'Beritahulah aku tentang Iman'. Beliau menjawab : 'Yaitu : Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'. Ia pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab : 'Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. Akhirnya ia berkata : 'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab : Yaitu : 'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke 1.)

Mengenal Nabi Muhammad
Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir.
Tempat asal beliau adalah Makkah.
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala: "Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-Mudatstsir : 1-7).
Pengertian :
• "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
• "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata-mata.
• "Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.
• "Tinggalkanlah berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya serta orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri 6), kepada mereka malaikat bertanya : 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini ? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini ? Maka mereka itulah tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun". (An-Nisaa : 97-99)
Dan firman Allah Ta'ala: "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut : 56)
Al-Baghawai Rahimahullah, berkata : "Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman".
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunan-nya, kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70).
Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya.
Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya dijauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman.
"Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua". (Al-Araaf : 158)
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala.
".. Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan kepadamu ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3)
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31)
Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala: "Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi". (Thaa-haa : 55)
Dan firman Allah Ta'ala: "Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18)
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala: "Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)". (An-Najm : 31)
Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, firman Allah Ta'ala: "(Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah sebelum (diutusnya), serta beliaulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165)
"Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Taghaabun : 7)
Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala: "(Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu .." (An-Nisaa : 165)
Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam. Dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi.
Dalil yang menunjukkan bahwa rasul terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya ..". (An-Nisaa : 163)

Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan) : 'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..". (An-Nahl : 36)
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut dengan mengatakan: ‘Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau dipatuhi".
Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.
Allah Ta'ala berfirman: "Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqarah : 256)
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pokok agama ini adalah Islam dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8).
Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.

Selasa, 25 Maret 2008

Jagalah Hatimu dengan Kemurnian & Ketulusan

Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Qubrusi Al Haqqani qs
Lefke Cyprus, 27 Januari 2008

As-salamu 'alaikum! Ya Rabbi, Syukr! Ya Rabbi, Syukr! Ya Rabbi, Syukr! Tauba, ya Rabbi, Tauba, ya Rabbi, Tauba, Astaghfirullah! Syukr, ya Rabbi! Syukr, ya Rabbi! Shukr, Alhamdulillah! A'udzu bi-llahi mina syaitani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim. Destur, ya Sayydi, ya Sultanu-l Awliya, Madad! Madad, ya Rijalallah! Madad!

Perhatikan! Anak balita itu, anak kecil itu, dia sangat senang dengan satu permen Bonbon, Jika aku memberimu satu karung bon-bon, maka kalian akan berkata: Wah, apa yang akan aku lakukan dengan bon-bon sebanyak ini? Apa yang harus aku lakukan dengan ini semua...? ... Perhatikan! Dia juga senang, begitu senang...

Tapi orang dewasa, mereka tidak puas hanya dengan satu karung permen bon-bon. Mereka akan bertanya untuk apakah permen itu? Bagaimana jika aku memberimu 20.000 Lira Turki?...Apa itu 20.000? Kasim Baba pengurus Dergah ini, dia memikirkannya, oooh… 20.000 Lira? Aku bisa menghabiskannya dalam waktu 24 jam. Jika 20.000 Euro, ini lebih bagus Syaikh! Berapa banyak waktu untuk menghabiskan 20.000 Euro? Wahai Syaikh, dalam satu bulan aku bisa menghabiskannya untuk keperluan dergah.

Benar, satu anak kecil, dia akan senang dengan satu Bonbon! Kita orang dewasa tidak. Kita tidak senang! Sampai kita mengubah perangai kita menjadi seperti anak kecil yang tanpa dosa, maka kita tidak akan diterima dalam Hadirat ilahiah!

Anak kecil ( 1- 3 tahun ) tidak pernah berbuat atau melakukan sesuatu yang salah, tidak! Anak kecil tidak bersalah! Dan anak-anak kecil, mereka tidak memikirkan untuk melakukan sesuatu yang jahat, tidak, mereka tidak memikirkan itu. Anak kecil seperti dia tidak pernah iri, tidak cemburu! Tidak pernah mereka bertengkar dengan orang tuanya, atau anak kecil tidak berkata, "Aku harus punya mainan yang seperti anak laki-laki itu punyai! Apa yang kita berikan kepada mereka, maka mereka senang. Dan mereka tidak memenuhi pikiran dan hati mereka dengan sesuatu yang Allah Maha Kuasa tidak senangi!

Mereka tidak berlomba-lomba membangun gedung; mereka tidak berlomba-lomba mempunyai mobil Mercedes atau truk, tidak! Mereka tidak marah atau menyesal, jika seseorang meminta cincin berharga dari mereka:
Berikan cincn permata itu kepadaku dan ambilah permen bonbon berwarna merah ini sebagai gantinya! Dengan cepat mereka berikan! Ya?... Adab yang baik! Kau dapat melakukan ini?

Ooh.. Tidak, kami tidak bisa Syaikh! Kita orang dewasa memikirkan bahwa segala sesuatu harus untuk keuntungan diri kita sendiri! Benar, kau dapat memperoleh begitu banyak hal dari hidup ini dan kau dapat menyimpan milyaran atau trilyunan Euro di bank-bank, kau dapat memiliki dan menyimpan begitu banyak bebatuan berharga, permata, mutiara maka kau akan senang.

Jika seseorang memintanya," Berikan hartamu demi kepentingan Allah, maka dia memberikan satu batu yang tidak disukainya, cincin atau gelang yang sangat murah sambil memikirkan," Apa yang kami simpan, maka itu untuk diri kami sendiri! Dan tidak seorang pun boleh mengambil apa yang mereka simpan. Seperti bangsa Mesir Kuno, ketika mereka meninggal dunia! dizaman kuno, ada ratusan Fir'aun. Mereka
menyimpan harta-harta dan mereka menyiapkan harta itu bagi diri mereka ketika mereka meninggal dunia. Dan mereka percaya bahwa: Satu hari kami akan kembali dan harta-harta ini harus dibawah kendali kami, harus dimiliki oleh kami! Mereka menyimpan begitu banyak harta, sampai seperti bukit-bukit harta.

Dan berkenaan dengan bangsanya, mereka menjaga jasad Fir'au, agar tidak membusuk, mereka melakukan sesuatu. Tapi setelah ratusan tahun, satu hari bahkan meskipun harta mereka disembunyikan, namun Allah yang Maha Kuasa mengutus manusia ke harta-harta mereka, ke kuburan-kuburan mereka, mencari cara agar dapat mencapai jasad-jasad busuk itu. Dan, mungkin kau juga dapat melihat mummi mereka? Jika
kau melihat jasad-jasad busuk mereka yang berusia ratusan tahun, kau akan lari ketakutan, mungkin setelah waktu yang lama baru kau dapat memakan makananmu!

Atau bahkan kau ketakutan dimalam hari dan disiang hari kau tidak bisa memakan sesuatu pun! Bagaimana mereka disana? Dan setelah ratusan tahun, apa yang terjadi dengan jasad mereka? Mereka berusaha selamanya berada disini, tetapi hal itu tidak mungkin dan harta-harta yang mereka simpan untuk diri mereka sendiri, akhirnya habis
dijarah manusia.

Lihat anak laki-laki kecil ini, dia tidak menganggap penting apapun pakaian yang dikenakannya atau apapun yang diberikan untuk dimakannya. Dia tidak pernah meminta mobil terbaik, tidak pernah meminta istana, tidak, mereka bahagia! Sampai kau datang lagi, itulah "safa", ketulusan, kemurnian! Mereka murni, sedangkan kita tidak murni; oleh karenanya kita hidup dengan banyak masalah melalui penderitaan dan orang-orang berlarian dijalan, dimanapun, mereka berdemonstrasi meminta sesuatu. Namun mereka tidak tahu apa yang mereka minta!

Apakah kalian pernah melihat ada anak kecil berlarian dijalan dan berdemonstrasi berteriak-teriak? Tidak! Mereka senang dengan hidup mereka, mengapa mereka harus berteriak atau menghancurkan atau membakar atau membunuh orang lain? Untuk apa? Mereka bahagia dengan hidup mereka! Tapi laki-laki dewasa, atau ketika anak kecil ini tumbuh semakin dewasa atau ketika mereka belajar sesuatu, mereka mulai memikirkan apa target yang akan mereka kejar! Jutaan atau milyaran orang kini tidak berbahagia

Safa, kemurnian atau ketulusan, harus melalui hati kita. Semua Nabi tidak pernah diutus untuk menyeru manusia kepada kehidupan materi, berseru kepada mereka untuk Dunya, untuk harta-harta dari kehidupan ini! Kau harus mengambil pelajaran dari anak-anak kecil ini! Lihat! Mereka sangat bahagia!... Sangat bahagia!... Sangat bahagia!

Dunia menipu! Dan Setan setiap hari datang dan berteriak kepada manusia," aku mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik. Aku ingin menikahinya! Siapa yang akan memberikan kepadaku mahar-nya, mas kawin, wahai manusia? Berlarianlah manusia dari Timur ke Barat, dari Barat ke Timur, dari Utara ke Selatan, melihat, dan berkata," Oh, lihat! Lihat betapa cantiknya dia! Siapakah yang datang? Dan mulailah pertengkaran terjadi, mereka berkelahi untuk mendapatkan anak perempuan Setan itu! Dunia ini bagai anak peremnpuan setan, siapa yang tiap hari bertengkar untuk anak perempuan Setan, untuk Dunia, dikemudian hari mereka akan musnah dan
habis!

Wahai manusia, seluruh Nabi diutus dan membawa Pesan-pesan surgawi. Pesan-pesan Surgawi itu harus kalian baca, kalian harus menjaganya dan meyakininya agar dapat bahagia disini dan di Akhirat! Namun manusia, mereka melakukan sebaliknya, mereka berada dipihak oposisi para Nabi! Kita harus mengikuti langkah-langkah para Nabi! Selama kau mengikuti langkah-langkah Setan, kau tidak akan pernah memperoleh apapun dan menggapai kesenangan disini atau di Akhirat!

Subhanallah! Lihatlah Umat manusia saat ini, mereka saling membunuh, sebagaimana yang sang Nabi pernah katakan, Sayyidina Rasulullah Muhammad salallahu alayhi wasalam, ketika Hari Kiamat mendekat, orang-orang akan mudah sekali marah dan terpengaruh oleh ide-ide setani dan kawan menjadi lawan, kerabat menjadi musuh! Dan kini kita hidup didalamnya!.

Subhanallah! Seorang 'Alim besar, seorang ulama besar, seorang yang memperoleh otoritas dalam Pengetahuan- pengetahuan Islami membuat sebuah Tafsir, beliau berkata bahwa dia mendengar seorang dipasar berteriak dan dialah si penjual. Apa yang dia jual? Salju! Dia membawa salju dari gunung ke kota dan berseru kepada semua orang,"Wahai kalian, cepatlah kesini, karena modalku meleleh! Cepatlah kesini, modalku akan habis! Bawalah! Dan itulah, Subhanallah. .. Astaidhu bi-llah: Wal 'Ashr, inna-l insana lafii khusr... Suratul 'Ashr, Surat Suci, ucapan laki-laki itu, kehilangan, karena modal kita dari hari ke hari meleleh dan akan habis. Kau harus menjual, setidaknya untuk menyelamatkan modalmu! Ambillah modalmu atau modal itu akan habis, selesai!

Dan begitu banyak orang dikesempatan terakhir, baru mencari akhirat dan ufff ! sudah tidak ada keuntungan dan tidak ada modal lagi! Modalnya habis, meleleh dan tidak ada juga keuntungan! Buat Apa! Sehari-hari kita berlarian, tapi modal kita meleleh! Mengapa? Di berseru kepada semua orang," Wahai kalian, datang dan ambillah karena modalku akan habis!".

Para malaikat mencari manusia, dalam Ayatu Karima, Allah yang Maha Kuasa berfirman- jalla jalaluhu: Bismillahir Rahmanir Rahim. "Wal 'Ashr! inna-l insana lafii khusr..." Khusr yang bagaimana? Allah yang Maha Kuasa berfirman, "Manusia, mereka menderita kerugian!". Mereka menderita kerugian; modal mereka akan habis dan itulah kehilangan. Begitu banyak orang menderita kerugian dan tidak pernah tersisa apa-apa dari modal mereka dan tidak memperoleh keuntungan. Kini, modal jutaan orang habis dan mereka tidak mengambil keuntungan walau hanya seperempat dari 100 atau satu dari 10, atau satu dari 100 bagian. Mereka tidak pernah mendapat keuntungan.

Subhanallah! Ini sebuah ajaran bagus bagi manusia untuk memahami poin itu, karena tiap hari modal mereka meleleh. Setiap hari kehilangan dan tidak membawa keuntungan apa-apa. Wahai manusia, semoga Allah mengampuni kita! Berusahalah untuk tidak kehilangan, berusahalah memperoleh keuntungan! Apa yang telah Allah anugerahkan
kepada kita, hidup ini, adalah sebuah kehidupan sementara. Ketika hidup ini selesai, jika kalian memperoleh manfaat atau keuntungan, maka kalian akan bahagia! Bahkan satu bagian jika kau memperolehnya, kau akan berbahagia! Jika kau tidak memperoleh apa-apa, maka kalian bangkrut sepenuhnya, habislah kalian!

Semoga Allah mengampuni kita! Allahumma, Ya Rabbi, kirimkan kepada kami... Ya Tuhan kami, Kau-lah Tuhan kami! Jagalah kami tetap di Jalan-Mu yang Lurus, tidak ditipu oleh musuh-musuh manusia yaitu, Setan! Jagalah kami agar berada dalam Hadirat ilahiah-Mu dengan mengenakan sebuah pakaian kehormatan, dan dikenakan Pakaian-pakaian Surgawi!

Berusahalah untuk tujuan itu! Jika tidak, maka kau akan 100% tersesat dan pikirkanlah apa yang seharusnya menjadi bagianmu dari Hadirat ilahiah, apa yang akan dianugerahkan kepadamu -sesuatu atau tidak sama sekali- pikirkanlah itu! Semoga Allah mengampuni kita...

Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Aziz Allah...
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Karim Allah,
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhan Allah,
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultan Allah...
Fatiha!

Wa min Allah at Tawfiq

Wasalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com
www.ariefdani.multiply.com

Ternyata Hari Jum’at itu Istimewa

kabar gembira untuk kita semua bahwa ternyata kita mempunyai hari yang istimewa dalam deretan 7 hari yang kita kenal. Hari itu adalah hari jum’at. Hari jum’at memang istimewa namun tidak selayaknya kita berlebihan dalam menanggapinya. Dalam artian, kita mengkhususkan dengan ibadah tertentu misalnya puasa tertentu khusus hari Jum’at, tidak boleh pula mengkhususkan bacaan dzikir, do’a dan membaca surat-surat tertentu pada malam dan hari jum’at kecuali yang disyari’atkan.

Nah artikel kali ini, akan menguraikan beberapa keutamaan-keutamaan serta amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari jum’at. Semoga dengan kita memahami keutamaannya, kita bisa lebih bersemangat untuk memaksimalkan dalam melaksanakan amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari itu, dan agar bisa meraih keutamaan-keutamaan tersebut.

Keutamaan Hari Jum’at

1. Hari paling utama di dunia

Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:

Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)

2. Hari bagi kaum muslimin

Hari jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat-nasehat, serta do’a.

Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

3. Hari yang paling mulia dan merupakan penghulu dari hari-hari

Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)

4. Waktu yang mustajab untuk berdo’a

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari jum’at lalu beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari Muslim)

Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat-pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat:

a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at

Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan.

b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ashar

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)

Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakn bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”

5. Dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya

Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan) , kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)

Amalan-Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at

1. Memperbanyak shalawat

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)

2. Membaca surat Al Kahfi

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at..” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

3. Memperbanyak do’a (HR Abu Daud poin 4b.)

4. Amalan-amalan shalat jum’at (wajib bagi laki-laki)

Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’at.
Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
Memakai pakaian yang terbaik.
Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Setelah membaca artikel tersebut semoga kita bisa mendapat manfaat yang lebih besar dengan menambah amalan-amalan ibadah yang disyari’atkan. Sungguh begitu banyak jalan agar kita bisa meraup pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan kita di akhirat kelak. Wallahu a’lam.

Maraji’:

Do’a dan Wirid, Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Tafsir Ayat-Ayat Yaa Ayyuhal-ladziina Aamanuu, Pustaka Al-Kautsar
Amalan dan Waktu yang Diberkahi, Pustaka Ibnu Katsir