Selasa, 25 Maret 2008

Jagalah Hatimu dengan Kemurnian & Ketulusan

Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Qubrusi Al Haqqani qs
Lefke Cyprus, 27 Januari 2008

As-salamu 'alaikum! Ya Rabbi, Syukr! Ya Rabbi, Syukr! Ya Rabbi, Syukr! Tauba, ya Rabbi, Tauba, ya Rabbi, Tauba, Astaghfirullah! Syukr, ya Rabbi! Syukr, ya Rabbi! Shukr, Alhamdulillah! A'udzu bi-llahi mina syaitani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim. Destur, ya Sayydi, ya Sultanu-l Awliya, Madad! Madad, ya Rijalallah! Madad!

Perhatikan! Anak balita itu, anak kecil itu, dia sangat senang dengan satu permen Bonbon, Jika aku memberimu satu karung bon-bon, maka kalian akan berkata: Wah, apa yang akan aku lakukan dengan bon-bon sebanyak ini? Apa yang harus aku lakukan dengan ini semua...? ... Perhatikan! Dia juga senang, begitu senang...

Tapi orang dewasa, mereka tidak puas hanya dengan satu karung permen bon-bon. Mereka akan bertanya untuk apakah permen itu? Bagaimana jika aku memberimu 20.000 Lira Turki?...Apa itu 20.000? Kasim Baba pengurus Dergah ini, dia memikirkannya, oooh… 20.000 Lira? Aku bisa menghabiskannya dalam waktu 24 jam. Jika 20.000 Euro, ini lebih bagus Syaikh! Berapa banyak waktu untuk menghabiskan 20.000 Euro? Wahai Syaikh, dalam satu bulan aku bisa menghabiskannya untuk keperluan dergah.

Benar, satu anak kecil, dia akan senang dengan satu Bonbon! Kita orang dewasa tidak. Kita tidak senang! Sampai kita mengubah perangai kita menjadi seperti anak kecil yang tanpa dosa, maka kita tidak akan diterima dalam Hadirat ilahiah!

Anak kecil ( 1- 3 tahun ) tidak pernah berbuat atau melakukan sesuatu yang salah, tidak! Anak kecil tidak bersalah! Dan anak-anak kecil, mereka tidak memikirkan untuk melakukan sesuatu yang jahat, tidak, mereka tidak memikirkan itu. Anak kecil seperti dia tidak pernah iri, tidak cemburu! Tidak pernah mereka bertengkar dengan orang tuanya, atau anak kecil tidak berkata, "Aku harus punya mainan yang seperti anak laki-laki itu punyai! Apa yang kita berikan kepada mereka, maka mereka senang. Dan mereka tidak memenuhi pikiran dan hati mereka dengan sesuatu yang Allah Maha Kuasa tidak senangi!

Mereka tidak berlomba-lomba membangun gedung; mereka tidak berlomba-lomba mempunyai mobil Mercedes atau truk, tidak! Mereka tidak marah atau menyesal, jika seseorang meminta cincin berharga dari mereka:
Berikan cincn permata itu kepadaku dan ambilah permen bonbon berwarna merah ini sebagai gantinya! Dengan cepat mereka berikan! Ya?... Adab yang baik! Kau dapat melakukan ini?

Ooh.. Tidak, kami tidak bisa Syaikh! Kita orang dewasa memikirkan bahwa segala sesuatu harus untuk keuntungan diri kita sendiri! Benar, kau dapat memperoleh begitu banyak hal dari hidup ini dan kau dapat menyimpan milyaran atau trilyunan Euro di bank-bank, kau dapat memiliki dan menyimpan begitu banyak bebatuan berharga, permata, mutiara maka kau akan senang.

Jika seseorang memintanya," Berikan hartamu demi kepentingan Allah, maka dia memberikan satu batu yang tidak disukainya, cincin atau gelang yang sangat murah sambil memikirkan," Apa yang kami simpan, maka itu untuk diri kami sendiri! Dan tidak seorang pun boleh mengambil apa yang mereka simpan. Seperti bangsa Mesir Kuno, ketika mereka meninggal dunia! dizaman kuno, ada ratusan Fir'aun. Mereka
menyimpan harta-harta dan mereka menyiapkan harta itu bagi diri mereka ketika mereka meninggal dunia. Dan mereka percaya bahwa: Satu hari kami akan kembali dan harta-harta ini harus dibawah kendali kami, harus dimiliki oleh kami! Mereka menyimpan begitu banyak harta, sampai seperti bukit-bukit harta.

Dan berkenaan dengan bangsanya, mereka menjaga jasad Fir'au, agar tidak membusuk, mereka melakukan sesuatu. Tapi setelah ratusan tahun, satu hari bahkan meskipun harta mereka disembunyikan, namun Allah yang Maha Kuasa mengutus manusia ke harta-harta mereka, ke kuburan-kuburan mereka, mencari cara agar dapat mencapai jasad-jasad busuk itu. Dan, mungkin kau juga dapat melihat mummi mereka? Jika
kau melihat jasad-jasad busuk mereka yang berusia ratusan tahun, kau akan lari ketakutan, mungkin setelah waktu yang lama baru kau dapat memakan makananmu!

Atau bahkan kau ketakutan dimalam hari dan disiang hari kau tidak bisa memakan sesuatu pun! Bagaimana mereka disana? Dan setelah ratusan tahun, apa yang terjadi dengan jasad mereka? Mereka berusaha selamanya berada disini, tetapi hal itu tidak mungkin dan harta-harta yang mereka simpan untuk diri mereka sendiri, akhirnya habis
dijarah manusia.

Lihat anak laki-laki kecil ini, dia tidak menganggap penting apapun pakaian yang dikenakannya atau apapun yang diberikan untuk dimakannya. Dia tidak pernah meminta mobil terbaik, tidak pernah meminta istana, tidak, mereka bahagia! Sampai kau datang lagi, itulah "safa", ketulusan, kemurnian! Mereka murni, sedangkan kita tidak murni; oleh karenanya kita hidup dengan banyak masalah melalui penderitaan dan orang-orang berlarian dijalan, dimanapun, mereka berdemonstrasi meminta sesuatu. Namun mereka tidak tahu apa yang mereka minta!

Apakah kalian pernah melihat ada anak kecil berlarian dijalan dan berdemonstrasi berteriak-teriak? Tidak! Mereka senang dengan hidup mereka, mengapa mereka harus berteriak atau menghancurkan atau membakar atau membunuh orang lain? Untuk apa? Mereka bahagia dengan hidup mereka! Tapi laki-laki dewasa, atau ketika anak kecil ini tumbuh semakin dewasa atau ketika mereka belajar sesuatu, mereka mulai memikirkan apa target yang akan mereka kejar! Jutaan atau milyaran orang kini tidak berbahagia

Safa, kemurnian atau ketulusan, harus melalui hati kita. Semua Nabi tidak pernah diutus untuk menyeru manusia kepada kehidupan materi, berseru kepada mereka untuk Dunya, untuk harta-harta dari kehidupan ini! Kau harus mengambil pelajaran dari anak-anak kecil ini! Lihat! Mereka sangat bahagia!... Sangat bahagia!... Sangat bahagia!

Dunia menipu! Dan Setan setiap hari datang dan berteriak kepada manusia," aku mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik. Aku ingin menikahinya! Siapa yang akan memberikan kepadaku mahar-nya, mas kawin, wahai manusia? Berlarianlah manusia dari Timur ke Barat, dari Barat ke Timur, dari Utara ke Selatan, melihat, dan berkata," Oh, lihat! Lihat betapa cantiknya dia! Siapakah yang datang? Dan mulailah pertengkaran terjadi, mereka berkelahi untuk mendapatkan anak perempuan Setan itu! Dunia ini bagai anak peremnpuan setan, siapa yang tiap hari bertengkar untuk anak perempuan Setan, untuk Dunia, dikemudian hari mereka akan musnah dan
habis!

Wahai manusia, seluruh Nabi diutus dan membawa Pesan-pesan surgawi. Pesan-pesan Surgawi itu harus kalian baca, kalian harus menjaganya dan meyakininya agar dapat bahagia disini dan di Akhirat! Namun manusia, mereka melakukan sebaliknya, mereka berada dipihak oposisi para Nabi! Kita harus mengikuti langkah-langkah para Nabi! Selama kau mengikuti langkah-langkah Setan, kau tidak akan pernah memperoleh apapun dan menggapai kesenangan disini atau di Akhirat!

Subhanallah! Lihatlah Umat manusia saat ini, mereka saling membunuh, sebagaimana yang sang Nabi pernah katakan, Sayyidina Rasulullah Muhammad salallahu alayhi wasalam, ketika Hari Kiamat mendekat, orang-orang akan mudah sekali marah dan terpengaruh oleh ide-ide setani dan kawan menjadi lawan, kerabat menjadi musuh! Dan kini kita hidup didalamnya!.

Subhanallah! Seorang 'Alim besar, seorang ulama besar, seorang yang memperoleh otoritas dalam Pengetahuan- pengetahuan Islami membuat sebuah Tafsir, beliau berkata bahwa dia mendengar seorang dipasar berteriak dan dialah si penjual. Apa yang dia jual? Salju! Dia membawa salju dari gunung ke kota dan berseru kepada semua orang,"Wahai kalian, cepatlah kesini, karena modalku meleleh! Cepatlah kesini, modalku akan habis! Bawalah! Dan itulah, Subhanallah. .. Astaidhu bi-llah: Wal 'Ashr, inna-l insana lafii khusr... Suratul 'Ashr, Surat Suci, ucapan laki-laki itu, kehilangan, karena modal kita dari hari ke hari meleleh dan akan habis. Kau harus menjual, setidaknya untuk menyelamatkan modalmu! Ambillah modalmu atau modal itu akan habis, selesai!

Dan begitu banyak orang dikesempatan terakhir, baru mencari akhirat dan ufff ! sudah tidak ada keuntungan dan tidak ada modal lagi! Modalnya habis, meleleh dan tidak ada juga keuntungan! Buat Apa! Sehari-hari kita berlarian, tapi modal kita meleleh! Mengapa? Di berseru kepada semua orang," Wahai kalian, datang dan ambillah karena modalku akan habis!".

Para malaikat mencari manusia, dalam Ayatu Karima, Allah yang Maha Kuasa berfirman- jalla jalaluhu: Bismillahir Rahmanir Rahim. "Wal 'Ashr! inna-l insana lafii khusr..." Khusr yang bagaimana? Allah yang Maha Kuasa berfirman, "Manusia, mereka menderita kerugian!". Mereka menderita kerugian; modal mereka akan habis dan itulah kehilangan. Begitu banyak orang menderita kerugian dan tidak pernah tersisa apa-apa dari modal mereka dan tidak memperoleh keuntungan. Kini, modal jutaan orang habis dan mereka tidak mengambil keuntungan walau hanya seperempat dari 100 atau satu dari 10, atau satu dari 100 bagian. Mereka tidak pernah mendapat keuntungan.

Subhanallah! Ini sebuah ajaran bagus bagi manusia untuk memahami poin itu, karena tiap hari modal mereka meleleh. Setiap hari kehilangan dan tidak membawa keuntungan apa-apa. Wahai manusia, semoga Allah mengampuni kita! Berusahalah untuk tidak kehilangan, berusahalah memperoleh keuntungan! Apa yang telah Allah anugerahkan
kepada kita, hidup ini, adalah sebuah kehidupan sementara. Ketika hidup ini selesai, jika kalian memperoleh manfaat atau keuntungan, maka kalian akan bahagia! Bahkan satu bagian jika kau memperolehnya, kau akan berbahagia! Jika kau tidak memperoleh apa-apa, maka kalian bangkrut sepenuhnya, habislah kalian!

Semoga Allah mengampuni kita! Allahumma, Ya Rabbi, kirimkan kepada kami... Ya Tuhan kami, Kau-lah Tuhan kami! Jagalah kami tetap di Jalan-Mu yang Lurus, tidak ditipu oleh musuh-musuh manusia yaitu, Setan! Jagalah kami agar berada dalam Hadirat ilahiah-Mu dengan mengenakan sebuah pakaian kehormatan, dan dikenakan Pakaian-pakaian Surgawi!

Berusahalah untuk tujuan itu! Jika tidak, maka kau akan 100% tersesat dan pikirkanlah apa yang seharusnya menjadi bagianmu dari Hadirat ilahiah, apa yang akan dianugerahkan kepadamu -sesuatu atau tidak sama sekali- pikirkanlah itu! Semoga Allah mengampuni kita...

Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Aziz Allah...
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Karim Allah,
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhan Allah,
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sultan Allah...
Fatiha!

Wa min Allah at Tawfiq

Wasalam, arief hamdani
www.mevlanasufi.blogspot.com
www.ariefdani.multiply.com

Ternyata Hari Jum’at itu Istimewa

kabar gembira untuk kita semua bahwa ternyata kita mempunyai hari yang istimewa dalam deretan 7 hari yang kita kenal. Hari itu adalah hari jum’at. Hari jum’at memang istimewa namun tidak selayaknya kita berlebihan dalam menanggapinya. Dalam artian, kita mengkhususkan dengan ibadah tertentu misalnya puasa tertentu khusus hari Jum’at, tidak boleh pula mengkhususkan bacaan dzikir, do’a dan membaca surat-surat tertentu pada malam dan hari jum’at kecuali yang disyari’atkan.

Nah artikel kali ini, akan menguraikan beberapa keutamaan-keutamaan serta amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari jum’at. Semoga dengan kita memahami keutamaannya, kita bisa lebih bersemangat untuk memaksimalkan dalam melaksanakan amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari itu, dan agar bisa meraih keutamaan-keutamaan tersebut.

Keutamaan Hari Jum’at

1. Hari paling utama di dunia

Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:

Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)

2. Hari bagi kaum muslimin

Hari jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat-nasehat, serta do’a.

Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

3. Hari yang paling mulia dan merupakan penghulu dari hari-hari

Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)

4. Waktu yang mustajab untuk berdo’a

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari jum’at lalu beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari Muslim)

Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat-pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat:

a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at

Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan.

b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ashar

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)

Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakn bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”

5. Dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya

Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan) , kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)

Amalan-Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at

1. Memperbanyak shalawat

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)

2. Membaca surat Al Kahfi

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at..” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

3. Memperbanyak do’a (HR Abu Daud poin 4b.)

4. Amalan-amalan shalat jum’at (wajib bagi laki-laki)

Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’at.
Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
Memakai pakaian yang terbaik.
Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Setelah membaca artikel tersebut semoga kita bisa mendapat manfaat yang lebih besar dengan menambah amalan-amalan ibadah yang disyari’atkan. Sungguh begitu banyak jalan agar kita bisa meraup pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan kita di akhirat kelak. Wallahu a’lam.

Maraji’:

Do’a dan Wirid, Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Tafsir Ayat-Ayat Yaa Ayyuhal-ladziina Aamanuu, Pustaka Al-Kautsar
Amalan dan Waktu yang Diberkahi, Pustaka Ibnu Katsir

Jumat, 14 Maret 2008

TAWADHU

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang – orang mukmin yang mengikutimu” (QS Asysu’ara (26): 215)

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi orang yang tawadhu’? orang yang tawadhu’ itu adalah orang yang memiliki akhlak mulia yang menggambarkan keagungan jiwa, kebersihan hati dan ketinggian derajat pemiliknya. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena mencari ridho Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barangsiapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya. Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi” (HR. Al-Baihaqi)

Mawlana Sulthanul Awliya’ Syaikh ‘Abdullah Faiz ad-Daghestani berkata, “Mengapakah Nabi Muhammad SAW., menjadi seseorang yang paling terpuji dan terhormat di Hadirat Ilahi? Karena beliau-lah yang paling rendah hati di antara seluruh ciptaan (makhluq) Allah.” Beliau selalu duduk seakan bagai seorang hamba di hadapan tuan pemiliknya, dan selalu pula makan sebagai seorang hamba atau pekerja yang makan di hadapan tuan pemiliknya. Beliau tak pernah duduk di atas meja.

Karena itulah, tak seorang pun mencapai kedudukan seperti beliau di Hadirat Ilahiah, tak seorang pun dihormati dan dipuji di Hadirat Ilahiah sebanyak Penutup para Nabi, Muhammad SAW. Karena itulah, Allah SWT memberikan salam bagi beliau, dengan mengatakan: “As-Salaamu ‘Alayka Ayyuha an-Nabiyyu”, “Keselamatan bagimu, wahai Nabi!”. Allah SWT tidak mengatakan, “Keselamatan bagimu, wahai Muhammad”. Tidak!! Melainkan, “Keselamatan bagimu, Wahai Nabi!” Dan kita kini mengulangi salam dari Allah SWT. bagi Nabi SAW., tersebut minimal sembilan kali dalam shalat-shalat harian kita, saat kita melakukan tasyahhud.

Salam Ilahiah ini tidaklah dikaruniakan bagi siapa pun yang lain. Ini adalah puncak tertinggi suatu pujian dari Tuhan segenap alam bagi Nabi-Nya. Beliau telah mencapai suatu puncak tertinggi di mana tak seorang pun dapat mencapainya, semata karena kerendahhatiannya. Karena itu pula, beliau mewakili Keagungan Allah dalam seluruh ciptaan-Nya. Ego Sang Nabi telah habis dan berserah diri kepada Allah SWT., tak seperti kita, yang selalu terkalahkan oleh egonya sendiri. Seperti misalnya ketika penulisan nama seseorang, kita lupa tidak mencantumkan Bapak atau Ibu atau pangkat atau jabatan orang tersebut. Maka, bisa jadi orang tersebut akan marah karena merasa tidak di hormati atau tidak dihargai. Dan ini saya rasakan ketika saya mencetak kartu undangan pernikahan. Saya serahkan data-datanya ke percetakan, setelah selesai dicetak ada satu nama yang tidak memakai bapak. Dan apa yang terjadi, yang punya nama itu marah dan tidak hadir dalam acara pernikahan tersebut karena merasa
tidak dihormati atau dihargai.

Mengapa ego kita selalu saja mendominasi gerak langkah kita? Bisa jadi, karena kita membiarkan setan mengajari diri kita dengan tipu muslihatnya. Kita diajari oleh setan, bagaimana menjadi orang yang terhormat atau menjadi orang yang pertama. Dan kita juga diajari oleh setan bagaimana memiliki ego seperti egonya Fir’aun, Namrudz, Qarun dan lain sebagainya. Karena itulah, setiap orang kini ingin mewakili egonya mereka, bukan untuk mewakili sang penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita menjadi wakil sang penutup para Nabi, bukan sebagai wakil-wakilnya setan yang menyesatkan, yang kesananya akan menjerumuskan kita kedalam azabnya Allah SWT dalam neraka-Nya. Maka, untuk menjadi orang yang mewakili sang penutup para Nabi, kita harus memiliki akhlak seperti beliau, yang salah satunya adalah tawadhu’ (rendah hati). Karena sifat ini telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada beliau supaya orang-orang tidak bersikap sombong kepada yang lain, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

Dari Iyadl bin Himar ra. Berkata Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepadaku yaitu kamu sekalian hendaklah bersikap tawadhu’ (merendahkan diri) sehingga tidak ada seseorang bersikap sombong kepada yang lain, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain.” ( HR. Muslim ).

Dan, Abdullah bin Jarullah dalam kitabnya Fadhlu At-Tawadhu wa Dzamu Al-Kibr memberi gambaran kepada kita tentang tanda-tanda orang yang tawadhu’, dia mengatakan bahwa ada enam tanda-tanda tawadhu’ yang harus kita miliki:

PERTAMA, engkau menonjolkan diri terhadap sesamamu, maka engkau sombong. Dan apabila engkau menyatu dalam kebersamaan dengan mereka maka engkau tawadhu’.

KEDUA, apabila engkau berdiri dari tempat dudukmu dan mempersilahkan orang berilmu dan berakhlaq duduk di tempatmu, maka engkau tawadhu’.

KETIGA, apabila engkau menyambut orang biasa dengan ramah dan wajah yang menyenangkan, dengan kata-kata yang akrab, memenuhi undangannya, maka engkau tawadhu’.

KEEMPAT, apabila engkau mengunjungi orang yang lebih rendah setatus sosialnya atau yang sederajat denganmu, atau membawakan barang-barang bawaan yang ada ditangannya, maka engkau tawadhu’.

KELIMA, apabila engkau mau duduk bersama fakir miskin, menjenguk yang sakit, orang-orang yang cacat, memenuhi undangan mereka, makan bersama mereka, maka engkau orang yang tawadhu’.

KEENAM, apabila engkau makan dan minum secara tidak berlebihan dan tidak untuk demi gengsi, sekali lagi engkau tawadhu’.

Sahabat-sahabat sekalian, semoga tanda-tanda tawadhu’ yang seperti disebutkan di atas dapat kita miliki, sehingga kita termasuk orang-orang yang mewakili sang penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW. Amiin.[]

Sumber : www.taushiyah-online.com

Shalat Hajat adalah Shalat Pembuka Jalan Kemudahan dan Solusi setiap Permasalahan

“Barangsiapa yang memunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau salah seorang manusia dari anak-cucu adam, maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu. Kemudian shalat dua rakaat (shalat Hajat), lalu memuji kepada Allah, mengucapkan salawat kepada Nabi ? Setelah itu, mengucapkan “Laa illah illallohul haliimul kariimu, subhaana.... (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi; ia mengatakan, sanad cerita ini shahih)

“Ada seorang yang buta matanya menemui Nabi saw, lalu ia mengatakan, “Sesungguhnya saya mendapatkan musibah pada mata saya, maka berdoalah kepada Allah (untuk) kesembuhanku.” Maka Nabi saw bersabda, “Pergilah, lalu berwudhu, kemudian shalatlah dua rakaat (shalat hajat). Setelah itu, berdoalah....” Dalam waktu yang singkat, laki-laki itu terlihat kembali seperti ia tidak pernah buta matanya.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu memiliki kebutuhan (hajat), maka lakukanlah seperti itu (shalat hajat).”
(HR Tirmidzi)

Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan bisa dikatakan keinginan tersebut selalu ada dan tidak terbatas. Dari mulai keinginan yang dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada keinginan yang dibutuhkan menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman, segala kebutuhan, cita-cita, harapan, dan keinginan tersebut, tidak serta merta selalu ditempuh melalui jalan usaha secara praktis belaka. Akan tetapi, ia akan terlebih dahulu mengadukannya kepada Allah SWT, sebab Dia adalah Dzat Yang Mahakaya, yang memiliki langit, bumi, dan seluruh alam semesta, Dzat Yang tidak bakhil dalam memberi kepada yang memohon dan meminta kepada-Nya.

Oleh karena itu, Rasulullah saw setiap kali menghadapi kesulitan beliau selalu mengadukannya kepada Allah SWT melalui shalat. Mengadu dan memohon kepada Tuhan yang tidak pernah sekali pun berada dalam lemah dan miskin. Kenapa? Karena shalat adalah jalan keluar bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan, juga sebagai media dimana seorang hamba mengadukan segala persoalan hidup yang dihadapinya. Di dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman,

“Dan mintalah pertolongan kepada Tuhanmu dengan melaksanakan shalat dan dengan sikap sabar.” (QS Al-Baqarah [2]: 45)

Shalat hajat, ditetapkan atau disyariatkan yang secara khusus dikaitkan kepada ibadah bagi yang sedang memiliki kebutuhan atau permasalahan. Dan tentunya, ini lebih spesifik dibandingkan dengan shalat-shalat lain dan memiliki suatu keistimewaan sendiri dari Allah dan Rasulullah saw.

Selain itu, shalat hajat merupakan suatu cara paling tepat dalam mengadukan permasalahan yang sedang dihadapi oleh seorang muslim.

Shalat hajat merupakan salah satu jenis shalat yang disyariatkan di dalam Islam. Dasar hukum shalat hajat terdapat di dalam hadits Rasulullah saw. Para sahabat, ulama salaf, dan para shalihin biasa melakukan shalat hajat, terutama ketika mereka memiliki suatu kebutuhan, baik dalam situasi mendesak maupun dalam situasi biasa. Dari beberapa keterangan yang terdapat di kitab-kitab, baik ulama salaf maupun khalaf (kontemporer), shalat ini telah banyak membuktikan keampuhan atau terkabulnya seluruh permohonan dari kebutuhan yang mereka pinta kepada Allah, sebagaimana yang terdapat pada buku ini.

Shalat hajat juga merupakan bagian dari keringanan dan rahmat dari Allah SWT bagi hamba-Nya. Pada praktiknya shalat hajat ini sangat mudah dan bisa dilakukan pada siang hari atau malam, tidak seperti pada shalat-shalat lainnya secara umum. Misalnya, shalat dhuha hanya bisa dilakukan pada saat matahari terbit sampai datangnya waktu zuhur, atau shalat tahajud yang hanya bisa dilakukan pada malam hari.

Sebagai pembuktian atas kebenaran sabda Rasulullah terhadap shalat hajat, tidak terhitung banyaknya orang yang telah mendapatkan keajaiban dan terkabulnya permintaan atau hajat mereka. Bahkan, ada yang mendapatkan keajaiban dengan diturunkan malaikat kepadanya untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, sebagaimana yang terdapat di dalam bab “Bukti Dan Kisah Nyata Orang-Orang Mendapatkan Keajaiban Shalat Hajat”

Untuk menambah kesempurnaan, buku ini juga dilengkapi tata cara shalat hajat dan doa-doa mustajab.

Bacalah buku ini, amalkan, sebab semua orang memiliki kebutuhan. Setelah itu, kita akan merasakannya sendiri manfaatnya.

Spesifikasi buku:
Judul: Keajaiban Shalat Hajat --Membuat Keinginan Menjadi Kenyataan
Penulis: Ibnu Thahir
Penerbit: QultumMedia, 2007
Website: http://www.qultummedia.com