Rabu, 20 Mei 2009

Benua Hitam Kembali Ber Islam

Dalam peringatan Maulid Nabi di Mauritania, berbondong-bondong warga Afrika memeluk Islam. 40 ribu lebih, mulai dari raja sampai seorang menteri.

Oleh Lutfi A Tamimi

Selasa 10 Maret 2009 yang bertepatan dengan 13 Rabiul Awwal 1430 H, World Islamic Calls Society menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di ibukota Mauritania, Nouakchott. Bukan hanya seremonial peringatan Maulid Nabi, tapi pertemuan yang digagas oleh Moammar Qaddafi ini adalah usaha untuk membentuk poros baru kekuatan dunia Islam.

Peringatan Maulid Nabi dalam skala besar seperti ini, sudah dilakukan oleh World Islamic Calls Society (WICS) sekurang-kurangnya empat kali. Tahun lalu, acara yang sama digelar di ibukota Uganda, Kampala. Sebelumnya lagi, Timbuktu merayakan Maulid Nabi secara besar-besaran.

Dalam kesempatan ini, WICS mengundang 23 utusan dari Indonesia yang mewakili Ormas-ormas Islam seperti, Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Persis, Raabithah, Dewan Dakwah Islamiyyah, Alwasliyah, Al-Ittihadiyah, Al-Irsyad Al Islamiyyah, MUI, Dewan Masjid Indonesia dan juga Lembaga Persahabatan Indonesia-Libya.

Kami, rombongan dari Indonesia tiba di Tripoli, ibukota Libya pada 05 Maret 2009. Setelah menginap tak lebih dari dua hari, semua rombongan dari berbagai negara berangkat menuju Nouakchott, Mauritania. Delegasi dari 86 negara semua dilayani oleh Libya. Sebanyak lima pesawat komersial disewa khusus untuk menerbangkan rombongan dari berbagai negara.

Delegasi terdiri dari utusan negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Srilanka, India, Singapura, Filipina, Thailand, Kamboja, Indonesia, Uzbekistan, Ukraina, Tajikistan, Rusia. Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Swis, Italia, Albania, Kosovo, Malta, Swedia, Belanda, dan juga beberapa tokoh Islam dari Amerika Serikat.

Sementara dari Afrika sendiri, tokoh-tokoh Islam yang berpartisipasi datang dari Burkinapaso, Mali, Nigeria, Ghana, Gambia, Guinea, Gabon, Kongo, Burundi, Rwanda, Kenya, Mozambique, Madagaskar, Afrika Selatan, Malawi, Zimbabwe, Namibia, Botswana, Zambia, Swaziland, Chad, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Tanzania, Komoro, Benin, Uganda, Mesir, Aljazair, Maroko, Tunisia, Sudan, Somalia sampai Djibouti.

Kabar menarik dalam pertemuan ini, Pemimpin Besar Libya, Moammar Qaddafi yang juga menjabat Presiden Uni Afrika tahun ini menerima dukungan dari pimpinan negara, kepala suku dan berbagai komunitas dari seluruh Afrika. Para pemimpin di benua hitam tersebut, ketika acara peringatan Maulid Nabi berlangsung memberikan pidato secara bergantian memberi dukungan pada ide Moammar Qaddafi menggagas United States of Africa, persatuan negara-negara di Afrika.

Sebanyak 40.000 warga Afrika mengucapkan syahadat dan berikrar untuk memeluk Islam. Sebelum bersyahadat, Moammar Qaddafi bertanya kepada 40 pimpinan suku dari Togo yang masing-masing membawa 1.000 anggota rombongan. “Apakah kalian semua berIslam karena paksaan?” tanya Qaddafi pada para calon Muslim.

Secara serempak mereka menjawab, “Kami tidak dipaksa siapa pun!” Lalu dengan perlahan, Moammar Qaddafi sendiri yang memimpin pembacaan syahadat dan diikuti oleh hadirin. Lalu, seluruhnya melakukan shalat jamaah dipimpin oleh Moammar Qaddafi. Dari puluhan ribu orang yang mengucapkan syahadat, nampak tokoh-tokoh terkemuka di negara masing-masing. Di antaranya 5 tokoh dari Burkina Passo, 3 tokoh dari Uganda, 16 tokoh dari Sudan, 8 tokoh dari Benin dan Menteri Perhubungan Pantai Gading.

Dalam pidatonya di hadapan para tokoh-tokoh dan ulama sedunia, al-Qaid Moammar Qaddafi menyampaikan pidatonya dengan penuh semangat, mengimbau agar umat Islam memegang panji dakwah dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Kemudian Qaddafi juga mengharapkan agar segala bentuk diskriminasi yang terjadi pada umat Islam dihilangkan. Salah satu statement yang cukup menarik dari Qaddafi adalah permintaannya agar para tamu dari seluruh dunia Islam yang hadir memberikan dukungan untuk mendirikan Daulah Fathimiyah yang baru.

Cerita menarik lainnya dalam perjalanan ini adalah diusirnya para diplomat Israel di Mauritania selambat-lambatnya 24 jam sebelum rombongan tiba. Mauritania menutup Kedutaan Besar Israel di negara ini. Pengusiran dan penutupan kantor perwakilan Israel di Mauritania adalah simbol penentangan dunia Islam, terutama di Benua Afrika atas kekejaman Israel di Palestina.

Usaha rekonsiliasi yang dilakukan oleh Moammar Qaddafi tidak saja diretas di luar negara. Di dalam negeri pun, al-Qaid mencoba untuk menyatukan berbagai kelompok yang ada, termasuk kelompok oposisi. Awal Maret ini, Libya membebaskan 136 anggota Kelompok Perjuangan Islam Libya (LIFG). Saiful Islam, wakil dari pemerintahan Libya yang juga anak dari Muammar Qaddafi mengatakan, “Pembebasan ini baru permulaan, akan ada gelombang pembebasan lagi sebanyak 170 orang lainnya yang masih tersisa.”

Perhatian Qaddafi membangun kekuatan dunia Islam, nampaknya memang tidak main-main. Pertama kali yang harus dibangun, menurut Qaddafi adalah kesejahteraan penduduk dunia Islam yang hari ini nampak terpuruk. Salah satu contohnya ketika harga minyak mengalami booming, pemerintahan Libya hanya mengambil 40 persen dari keuntungan penjualan minyak nasional. Sisanya, langsung diberikan kembali pada rakyat Libya dalam bentuk pembangunan apartemen untuk penduduk dan simpanan keuangan untuk keluarga sampai sebesar US $ 40.000 dolar.

Tak hanya untuk rakyatnya sendiri, dunia Islam pun juga kebagian berkah minyak Libya, salah satunya adalah Indonesia. Sejak dua tahun terakhir, di kawasan Sentul, Jawa Barat telah dibangun Islamic Center dan Markas Dakwah Moammar Qaddafi. Dalam beberapa bulan ke depan, Islamic Center dan Markas Dakwah ini akan diresmikan. Rencananya, Moammar Qaddafi sendiri yang akan datang dan meresmikannya.

Rencananya, tak hanya Islamic Center dan Markas Dakwah, di tempat yang sama akan dibangun juga Pondok Pesantren Modern dan juga Akademi Ilmu Agama Indonesia-Libya. Diharapkan, rencana ini akan melahirkan generasi dakwah baru yang santun, ramah dan mampu menjadi bukti bahwa Islam adalah rahmat untuk semesta alam.

Pendidikan dan persatuan, nampaknya bisa menjadi senjata yang ampuh untuk membangkitkan kekuatan dunia Islam. Al-Qaid Muammar Qaddafi berjanji akan menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk membangun kekuatan umat Islam.

Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar akan menjalankan peranan penting di masa depan.

Moammar Qaddafi sangat berharap dan penuh hormat ingin terus bersama-sama kaum Muslimin di Indonesia untuk membangun kekuatan dunia Islam yang terpandang di dunia internasional.

http://sabili.co.id/index.php/200905061677/Jaulah/Benua-Hitam-Kembali-BerIslam.htm

0 komentar: